×

COP30 dan Peran Kerja Sama Selatan-Selatan dalam Krisis Iklim

COP30 dan Peran Kerja Sama Selatan-Selatan dalam Krisis Iklim

Konferensi COP30 yang berlangsung di Belem menyoroti urgensi kerja sama yang lebih kuat antara negara-negara berkembang dalam memajukan tata kelola iklim. Para pemimpin dunia berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi guna mencapai tujuan iklim yang lebih ambisius “Kita berada di sini, di Belem, di muara Sungai Amazon,”.

Antonio Guterres, Sekjen PBB, mengingatkan bahwa konferensi ini merupakan kesempatan bagi dunia untuk menentukan arah baru dalam kebijakan iklim. Dia menekankan perlunya penggalangan dana hingga 1,3 triliun dolar AS per tahun agar negara berkembang dapat mengatasi dampak perubahan iklim “COP ini harus menjadi titik awal bagi satu dekade percepatan dan aksi nyata,”. Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, berharap agar konferensi ini berfokus pada tindakan nyata dan mengusulkan pembentukan mekanisme sanksi untuk negara yang tidak memenuhi komitmen.

Absennya pejabat tinggi AS dalam pertemuan tersebut memicu kritik dari berbagai pemimpin dunia. Presiden Kolombia, Gustavo Petro, menyoroti tanggung jawab besar AS dalam hal emisi kumulatif dan berharap AS mengambil peran lebih besar. Samuel Spellmann menyebut keputusan AS sebagai langkah yang menghambat kemajuan iklim “Kurangnya langkah nyata dari negara-negara maju justru mendorong negara-negara Global South untuk mempercepat transisi energi yang mandiri dan beragam, sekaligus mencari solusi pembiayaan iklim sendiri,”. Di sisi lain, kemitraan antara Brasil dan China di bidang energi terbarukan menjadi sorotan positif dan diharapkan menginspirasi kerja sama serupa di tingkat global.

You May Have Missed